Pages

Sabtu, 05 November 2011

Cerpen Cinta


DIA
Dia adalah seseorang yang aku sayangi dan aku cintai, seseorang yang selalu memendam permasalahan sendiri, Selalu tampak tegar ditengah kerapuhannya. Selalu tersenyum ditengah kemarahannya, hal itu yang membuat aku sayang padanya, tetapi dia juga membuat aku terhanyut dalam kesedihan ini. Aku bertemu dia saat SMP, dia anak yang baik, humoris dan perhatian. Makanya nggak heran dalam waktu singkat kami sudah akrab, teman-temanku mengira kami pacaran dan mereka mendukung. Aku hanya tersenyum geli melihat teman-temanku menjahili dia, terfikir olehku apa benar yang mereka katakana. Tapi aku menepisnya, aku nggak mau memikirkan hal itu, karena aku pernah bertekad untuk tidak pacaran sampai aku selesai sekolah dan aku berusaha tuk  menjaga itu.
Waktu terus saja berputar, aku tak mengerti kapan rasa itu datang dan hinggap di hati ini, berawal saat kami bercanda di kelas, saat itu sahabatnya menanyakan dia dengan pacarnya, aku terperanjat sejenak, tapi cepat-cepat kusembunyikan rasa itu, aku kembali bercerita seolah-olah aku tau kalau dia sudah ada yang punya. Baru aku sadari bahwa hatiku sakit mendengarkan cerita itu. Setelah kejadian itu, aku lebih banyak diam begitu juga dengannya. Aku hanya temannya, mengapa aku tak terpikirkan olehku kalau orang sebaik dia pasti ada yang memiliki. Aku tersenyum sendiri dikamar, mencoba untuk ceria, menganggap hal ini biasa dan pasti bias ku atasi, aku bertekad pada diriku untuk menjadi teman yang baik, selalu ada disisinya saat suka maupun duka. Semangat teriakku pagi itu.
Namun perasaan itu muncul kembali saat kita jalan bersama, disana dia mencurahkan semua isi hati yang selama ini di pendamnya, aku terkejut mendengar pernyataan dia. Selama ini aku bellum pernah melihatnya menangis layaknya seorang anak kecil di hadapanku, ternyata dibalik keceriaannya selama ini tersimpan luka yang sangat dalam, aku terharu ketika dia mengatakan percaya padaku, aku sangat sayang padanya tapi aku tak mungkin memilikinya.
Setelah kejadian itu dia lebih terbuka padaku tentang pacarnya yang selama ini di tutupi, aku semakin mengerti bagaimana dirinya, makin memahami apa yang diinginkannya, harapku suatu hari dia memiliki seseorang yang benar-benar mengerti dirinya dan sayang padanya, walau hati ini hancur setiap mendengarkan dia bercerita tentang pacarnya. Akan tetapi yang tak ku mengerti, kerap kali dia mengatakan satu hal yang membangkitkan kembali perasaan ku, bahwa dia tak ingin melepaskanku karena aku telah menjadi sebagian dari dirinya, aku bingung, tapi aku juga nggak punya nyali untuk bertanya kepadanya bagaimana perasaan dia terhadapku.
Sampai pada puncaknya aku tak kuat tau perasaan ini nggak boleh terbina, aku hanya sekedar mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam hatiku, terserah dia menganggap apa yang penting hatiku lega, aku tidak akan membahas ini lagi, karena aku berjanji akan selalu menjadi teman dan sahabat yang baik nuatnya. Namun rasa sayang dan cinta sudah bersemi dalam hatiku, tak mudah unutk menepisnya, walaupun aku sudah berusaha, ternyata benar kata pepatah “cinta itu datang tiba-tiba walau kita tidak menginginkannya, tapi setelah kita tau mengapa terasa sakit jadinya. Entah mengapa, setelah kejadian itu dia makin perhatian padaku, aku nggak pernah tau apa maksudnya karena dia tak pernah mengatakannya padaku, yang aku tau dia memberikan perhaitan lebih dari biasanya, seakan-akan menjawab semua pertanyaan tanpa harus diungkapkan, aku nggak peduli aku hanya ingin menjalani apa yang aku jalani sekarang.
Aku tak mau berfikir yang muluk-muluk tentang masa depan, apa yang akan terjadi antara aku dan dia biarlah berjalan seperti sekarang ini, tanpa kata-kata tapi saling mengerti dan memahami maksud satu dengan yang lain, walau entah sampai kapan hal ini akan berlanjut, akupun tak tau. Tapi biarlah kisah ini berjalan seiring dengan waktu yang kami pun tak pernah tau akhir dari semua ini, tapi aku tetap berharap semoga dia membukakan hatinya untuk ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar